Sunday, September 26, 2010

ALIANSI JURNALIS INDEPENDEN - 21.09.10

 Ciri peliputan investigasi :
  • Fakta baru
  • Orisinil
  • Mengungkapkan ap yg ditutupi oleh kekuasaan : Penyalahgunaan kekuasaan 
 Jurnalisme Investigasi untuk bangkitnya tradisi penggalian berita yang kini terancam lenyap.
Alasannya:
  • awet, bisa dibaca kapan saja
  • lebih dalam dan detail
  • mencerahkan : menbuka sesuatu yang ditutupi 

Pada dasarnya belajar untuk mengubah sikap :
  • selalu berpikir bisa
  • gigih menggali berita, karya invetigasi yang pertama "all the president men"
  • tidak mudah menyerah pada hambatan (dokumen, dana, ancaman)
  • mengembangkan hubungan antara nara sumber 
Artikel Investigasi :
  • hasil penelusuran (ketika dibalik berita)
  • mengungkap masalah sistemik, bukan berita lepas
  • bermaksud memperbaiki hal-hal yang keliru
  • menjelaskan masalah sosial yang kompleks
  • mengungkap skandal 
Lingkup Investigasi :
  • tidak melulu soal korupsi, keseharian pun jadi
  • alternatif topik misal tentang berebut harta gono-gini Bambang Trihatmodjo
  • penculikan Marcella-Ananda Mikola
  • kesulitan dan hambatan
  • keterbatasan waktu, dana, sumber informasi
  • keraguan editor
Dari perencanaan hingga penulisan
  • siapkan usulan dan bahas topik
  • jika perlu bentuk tim khusus
  • buat online sementara penulisan dan susun penugasan reportase
  • riset (google, fb, pembelian data dll)
  • reportase dan wawancara nara sumber check dan recheck semua data dan informasi
  • konfirmasi utuh dari pihak tertuduh
  • penulisan 
Pilih topik yang menarik minat publik dan punya magnitude kuat
- ketekunan pelaku
- resaran nilai korupsi/ kerugian
- kepentingan publik / negara
- eksklusif


Ada 3 sumber informasi :
1. observasi (fakta, fakta dan fakta)
2. dokumen
3. wawancara (off/ on the record, background)
  

Thursday, September 23, 2010

SEMIOTIK - Pak Kurnia Setiawan 07.09.10

                 Semiotik merupakan terminologi pada ilmu yang sama. Istilah semiologi ini banyak digunakan di negara eropa, Semiotik lazim digunakan oleh ilmuwan amerika. Istilah semeion( Dari bahasa yunani) : " Tanda " / " sign " (dalam bahasa inggris): Mempelajari sistem tanda seperti : bahasa, kode, sinyal, dan sebagainya.

                 Perintis awal semiotika : Plato yang memeriksa asal muasal bahasa. 
Aristoteles mencermati kata benda dalam bukunya " POETICS ON INTERPRETALION ".
Perbedaan mendasar antara tanda alami dan tanda yang disepakati. contoh tanda: sympton.


Ilmuwan mengembangkan semiotik :
1. St. Agustinus 
Mengembangkan teori tentang signal data (tanda konvensional). 
Persoalan tanda menjadi obyek pemikiran yang filosofis. Studi dibatasi kata fisik yang berhubungan dengan kata mental.
2. William of ockham
Mempertajam studi tanda, tanda dikategorikan berdasarkan sifatnya.
3. John loke
Melihat eksplorasi tentang tanda yang mengarah terbentuknya basis logika baru karyanya :
" An essay corcening human understanding" (1690).

                Konsep semiologi diperkenalkan oleh ferdinand de saussure (1857-1913) dari swiss.
Pendekatan saussure tentang bahasa berbeda dari pendekatan filolog abad 19. dia mengkaji liguistik secara sinkronik bukan diakronik. Catatan buku diterbitkan oleh muridnya "ours de liquistique generale".

Saussure mendefinisikan tanda liguistik sebagai entitas 2 sisi yaitu :
1.Sebagai penanda (signifier)
2.Sebagai petanda (signfied)
Tanda adalah kesatuan dari suatu bentuk penanda dengan sebuah ide atau penanda.


Signifier-spoken word, written word , flag, etc- something that represents a concepts.
Signfied - the conept that the signfier stand pon.
Tanda liguistik -> arbitrer.

Charles sanders peirce (19-839-1914)
Mengembangkan filsafat pragmatisme melalui kajian semioti 3 sisi tanda : 
1.Representamen (tanda objek)
2.Interpretant (efek yang ditimbulkan) 
contoh: kucing
  • Fenomena tanda:
1. firstness (perasaan murni) representamen.
2. secondness (fakta yang munul dari relasi obyek
3. thirdness (aturan / wilayah hukum interpretand)
  • Level tanda 
1.Qualiign : Kualitas yang ada pada tanda (contoh: warna hijau)
2.Sinsign  : Eksistensi aktual benda / peristiwa / realitas fisik yang nyala. (contoh : rambu lalu lintas)
3.Legisign : Norma atau hukum yng dikandung oleh tanda. (contoh: suara pluit wasit)
  • Level objek
1.ikon :
 -Tanda yang hubungan antara penanda dan petandanya bersifat bersamaan bentuk alamiah. 
-Hubungan antara tanda dan objek atau acuan yang bersifat kemiripan, contoh foto.

2.Indeks : Tanda yang menunjukkan hubungan alamiah antara tanda dan pertanda yang bersifat kausal dan sebab akibat.
3.Simbol : Tanda yang menunjukkan perbedaan tanda dengan penandanya.



  • Level interpretant:
Rheme tanda yang memungkinkan atau menafsirkan berdasarkan pilihan.


  • Dicent sign :  
Tanda sesuai kenyataan; pernyataan deskriptif, argumen yang langsung memberikan alasan tentang sesuatu.


  • 3 konsep dasar semiotik oleh pierce:
1. Sintaksis: Hubungan antar tanda.
2. Semantik


  • Roland barthes :
Sebuah sistem tanda yang mencerminkan asumsi-asumsi dari suatu masyarakat tertentu dalam waktu tertentu.
  • Konotasi :   
Makna yang bukan sebenarnya yang umumnya bersifat sindiran dan Mengalami penambahan makna.
  •  Denotasi :
Makna yang sebenarnya sama dengan makna lugas untuk menyampaikan sesuatu yang bersifat faktual. Mengalami perubahan makna.


  • Pesan ikonik yang terkodekan : 
Konotasi yang muncul dalam foto iklan (berfungsi jika dikaitkan dengan sistem tanda yang lebih luas dalam masyarakat).
  • Pesan ikonik yang tidak terkodekan : 
Denotasi dalam foto iklan. 


Umberto eco (1932-sekarang) dari italia : "Tanda dapat digunakan untuk menyatakan kebenaran, sekaligus juga untuk mengatakan kebohongan".

Monday, September 20, 2010

Perempuan dalam media massa - Pak kurnia Setiawan 24.08.10

               Di negara kita ini yaitu negara Indonesia, Sangatlah penting mengenai perbedaan gender antara pria dan wanita.Yang dimana letak martabat seorang wanita dianggap lebih rendah dibandingkan pria. Tapi wanita sangat berperan penting dalam perkembangan media massa.Maka disini saya akan membahas mengenai gender dan peran wanita.
Gender :   - Perbedaan pria dan wanita dalam peran, hak, tanggung jawab, fungsi dan perilaku yang dibentuk                     oleh tata nilai sosial, adat istiadat dan budaya dari kelompok masyarakat yang dapat berubah                           menurut waktu dan kondisinya. 
                - Pembagian kedudukan dan tugas antara pria dan wanita yang ditetapkan oleh masyarakat                               berdasarkan sifat wanita dan pria yang dianggap pantas sesuai kepercayaan, adat istiadat, norma-                   norma, dan kebiasaan masyarakat, Misalnya :
                  1.Kegiatan PKK dan program kesehatan keluarga lebih pantas oleh wanita.
                  2.Pekerjaan rumah tangga pantas dilakukan oleh wanita, tetapi pria di anggap tidak pantas.

              Pria dan wanita pada dasarnya adalah merupakan mahluk ciptaan tuhan. Wanita merupakan mitra seorang pria, Tapi pada kenyataanya pria lebih mempunyai banyak peran penting dalam masyarakat dan mendapatkan kesempatan dalam setiap aspek-aspek kegiatan politik, soaial budaya, ekonomi, bahkan pendidikana dan masih banyak lainnya. Di Nias yang terikat adat, budaya, serta menjunjung tinggi ideologi patriarkat yang memberikan kedudukan lebih tinggi terhadap kaum pria. Hal tersebut merupakan salah satu hal yang mendiskriminasikan wanita.

            Gender berubah dari waktu ke waktu karena adanya perkembangan yang mempengaruhi nilai-nilai dan norma-norma masyarakat tersebut. Misalnya :
1.Di indonesia sudah banyak wanita yang menjadi dokter, insinyur, pengusaha, ahli politik, bahkan menjadi seorang presiden.
2.Di negara-negara maju terdapat banyak pria yang bekerja di dapur, dan dalam hal urusan memasak. Pria pun sudah mulai ahli di bandingkan wanita.


           Akibat ketidakadilan dan ketidaksetaraan gender :
1.penomorduaan        (subordination) 
2.peminggiran            (marginalisation)
3.beban ganda           (double burden)
4.kekerasan               (violence)
5.pelabelan negatif     (stereotype)


         Menurut TAMRIN TAMAGOLA, Terdapat 5 citra perempuan dalam iklan media massa. Antara lain :
1.Citra Pigura :
   Wanita sebagai sosok yang sempurna dengan bentuk tubuh ideal 
2.Citra Pilar :
   Wanita sebagai penyangga keutuhan dan penata dalam rumah tangga 
3.Citra Peraduan :
   Wanita sebagai objek seksual 
4.Citra Pinggan :
   Wanita sebagai sosok yang identik dengan dunia dapur 
5.Citra Pergaulan :
   Wanita sebagai sosok yang kurang pede dalam bergaul


        Media massa merupakan salah satu elemen penting dalam kampanye dan distribusi informasi yang terkait hak-hak wanita dan keadilan gender. Lewat pemberitaan dan liputan tentang berbagai isu wanita dan gender, media massa dapat mempengaruhi cara pandang pembacanya, untuk semakin berperspektif wanita dan sensitif gender atau sebaliknya, semakin bias gender.


        Peran wanita dalam media massa adalah wanita lebih banyak menjadi bahan berita bagi sebuah media. Selama ini wanita hanya dijadikan media iklan komersial untuk pencapaian keuntungan. Tidak hanya itu, dalam tanyangan sinetron pada media tv sering kali menampilkan peran seorang istri yang selingkuh, seorang ibu yang jahat, seolah mempertegas wanitalah yang menjadi bertipikal buruk. Padahal jika kita lebih dapat mencermatinya, Wanitalah yang menjadi objek penderitanya. Wanita hanyalah dijadikan sebagai alat pemuas atu mesin pencetak uang bagi suatu golongan.
Media massa dan wanita merupakan dua sisi yang tak bisa dipisahkan, keduanya memiliki kaitan erat yang saling melengkapi. Karena wanita memanfaatkan media massa untuk meningkatkan popularitasnya, sedangkan media massa membutuhkan "nuansa khas" dari seorang wanita.